TERAPI OKUPASI

racitafm@admin Author


Feb. 17, 2021, 2:18 a.m.



Apa itu terapi okupasi?
Terapi okupasi merupakan perawatan khusus untuk seseorang yang mengalami gangguan kesehtaan tertentu agar bisa mendapatkan harapan positif. Misalnya mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang sebelumnya takbisa dilakukannya seorang diri. Entah itu untuk melakukan perawatan diri (makan, mandi, dan berpakaian), pengembangan diri (membaca, berhitung, maupun bersosialisasi), latihan fisik (melatih gerakan sendi, kekuatan otot, dan kelenturan), menggunakan alat bantu serta kegiatan lainnya. Melalui terapi ini, pengidap dapat menjalani kesehariannya dengan mandiri.


Kenapa melakukan terapi okupasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Terapi okupasi dibutuhkan karena orang yang mengidap kondisi tertentu memiliki kesuliatan dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Dengan kata lain, terapi okupasi dilakukan pada orang-orang berkebutuhan khusus agar mereka bisa beraktivitas dengan lancer.
Namun, cobalah libatkan saran dokter dan anggota keluarga sebelum memutuskan untuk melakukan terapi okupasi. Dokter pun juga akan mengidentifikasi terlbih dahulu sejauh mana pengidap mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 
Berikut adalah beebrapa kondisi yang membutuhkan terpai okupasi:
> mereka yang sedang dalam masa pemulihan dan kembali bekerja setelah mengalami cedera yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
> orang-orang yang terlahir dengan gangguan mental dan fisik. Selain  itu, mereka yang tiba-tiba mengalami kondisi kesehatan serius, seperti sclerosis, ataupun penyakit paru obstruktif kronik
> pengidap kesehatan mental atau masalah perilaku. Seperti arthritis, multiple sclerosis, ataupun penyakit Alzheimer stress pascatrauma, gangguan makan, dan penyalahgunaan obat-obatan.
> mereka yang memiliki ketidakmampuan belajar atau mengalami perkembangan yang tidak normal.
Selain kondisi diatas, anak-anak yang mengidap kondisi tertentu juga bisa melakukan terapi okupasi. Misalnya yang mengidap sindrom down, spina bifida, hingga ketidakmampuan belajar.

Kapan harus melakukan terapi okupasi?
Terapi okupasi bisa dilakukan ketika orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan seperti diatas, dan yang mengalami penurunan kemampuan dalam beraktivitas sehari-hari. Terapi okupasi harus dilakukan secara rutin untuk hasil yang maksimal. Umumnya terapi okupasi dilakukan tiga kali salam seminggu.
Bagaimana melakukan terapi okupasi?
Pelaksanaan terapi okupasi tentunya disesuaikan dengan kebutuhan seseorang yang akan menjalani terapi tersebut. Alasannya adalah terapi ini bertujuan untuk membantu mereka agar bisa beraktivitas dengan lancer dan mandiri.
Berikut  bebepa layanan dari terapi okupasi:
> Evaluasi yang bersifat invidual. Yaitu dalam layanan evaluasi individual ini, pengidap, keluarga pengidap, dan dokter spesialis bersama-sama menentukan tujuan yang ingin dicapai dari pemberlakuan terapi okupasi.
> Rancangan intervensi yang melibatkan dokter. Misalnya intervensi yang disusun khusus dnegan tujuan meningkatkan kemampuan orang yang menjalankan terapi ini. Pengingkatan kemampuan ini diperlukan guna membantu pengidap melakukan kegiatan sehari-hari.
> Evaluasi hasil. Dilakukan untuk memastikan bahwa terapi okupasi yang sudah dijalani telah sesuai dengan tujuan. Evaluasi ini juga diperlakukan agar dokter dapat membuat rencana lainnya yang bisa dilakukan agar tujuan atau hasil terapi bisa menjadi lebih baik lagi.


Di mana terapi okupasi dilakukan?
Terapi okupasi tak harus deilakukan di rumah sakit, sebab terapi ini bisa dilakukan di rumah atau lingkungan yang diinginkan mereka yangmenjalani terapi okupasi. Sebab dokter atau ahli medis lainnya bisa mendampingi mereka di tempat yang mereka inginkan. Mislanya ditempat kerja, sekolah, atau rumah. Meski begitu, kebanyakan terapi okupasi memang lebih sering dilakukan dirumah sakit. Untuk konsultasi lebih lanjut anda bisa menghubungi hallo HVA 0822 3030 9494 atau dating langsung ke RS HVA Jl. A. Yani 25 Pare.


Komentar


Tidak ada komentar yang ditulis pada artikel ini, jadilah orang pertama yang berkomentar!
Tambahkan komentar: