FISIOTERAPI BAGI INSAN STROKE

racitafm@admin Author


March 20, 2021, 1:51 a.m.



Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu.


Definisi menurut WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak focus maupun global secara mendadak dan akurat yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak.


Menurut Neil F Gordon, stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai darah otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan bila terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan pada otak dan otak adalah pusat kontrol system tubuh termasuk perintah dari semua gerakan fisik.


Dengan kata lain stroke merupakan manifestasi keadaan pembuluh darah cerebral yang tidak sehat. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai.


Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) masih menjadi penyebab kematian ketiga, sesudah penyakit jantung dan kanker. Di negara maju, meskipun angka kematian dari GDOP akhir-akhir ini cenderung menurun oleh karena pencegahan terhdapa penyakit ini telah dilakukan sebaik mungkin. Di negara berkembang kemajuan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi telah memperpanjang usia.


Selain itu perbaikan metoda penanganan penderita GPDO yang akut, telah menekan angka kematian penderita, akibat dari semua ini dapat diramalkan bahwa jumlah penderita yang mempunyai gejala sisa akibat GPDO akan meningkat.


Pada kondisi ganguan pembuluh darah otak atau stroke, problem yang sering timbul oleh pasien biasanya:
> Adanya kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang terkena
> Adanya gangguan keseimbangan
> Adanya gangguan postur
> Adanya gangguan pernafasan
> Adanya atropi
> Adanya gangguan kemampuan fungsional

Rehabilitasi stroke adalah program pemulihan pada kondisi stroke yang bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien stroke, sehingga mereka mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Program rehabilitasi ini bisa dibilang merupakan program yang tidaklah mudah, karena setelah stroke terkadang menyisakan kelumpuhan terutama pada sisi yang terkena, timbul nyeri, subluksasi pada bahu, pola jalan yang salah dan masih banyak kondisi yang perlu dievaluasi oleh fisioterapis.
Penangan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode intervensi fisioterapi seperti pemanfaatan electrotherapy, hydrotherapy, exercise therapay telah terbukti memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan fungsi pada pasien pasca stroke. Akan tetapi peran serta keluarga yang merawat dan mendampingi pasien juga sangat menetukan keberhasilan program terapi yang diberikan.


Kemampuan anggota keluarga memberikan penanganan akan berdampak sangat baik bagi pemulihan pasien. Penanganan fisioterapi pasca stroke pada prinsipnya adalah proses pembelajaran sesomotorik pada pasien dengan metode tersebut diatas. Akan tetapi interaksi antara pasien dan fisioterapis amat sangat terbatas, lai halnya dengan keluarga pasien yang memiliki waktu relative lebih banyak. Dampak lain adalah jika pemahaman anggota kelurga kurang tentang penanganan pasien stroke maka akan menghasilkan proses pembelajaran sensomotorik yang salah pula. Hal ini justru akan memeperlambat proses perkembangan gerak.


Rehabilitas terdiri dari:
> Kemampuan dan keterampilan belajar mandiri
> Mempelajari keterampilan-keterampilan baru
> Membiasakan terhadap keterbatasan yang dosebabkan stroke
> Mendapatkan dukungan social, emosional dan latihan di rumah dan di dalam masyarakat

Banyak ativitas yang bisa dilakukan untuk terapi, seperti:
> Mengatur posisi untuk memastikan bahwa tubuh berada pada posisi yang tepat. Mereka juga akan disarankan untuk merubah posisi untuk memastikan bahwa otot-otot dan tulang sendi tidak kaku dan penderita tidak bertambah sakit. Jika otot-otot sangat lemah, maka butuh bantuan untuk melakukan aktivitas tersebut.
> Pengawasan dan penguatan otot ini bisa dimulai dengan gerakan-gerakan kecil dipandu oleh terapi, tetapi bila otot-otot makin kuat dan gerakan-gerakan yang lebih sulit akan ditambah/diberikan
> Aktivitas fungsional apabila otot sudah sangat kuat, gerakan-gerakan akan digabungkan dengan aktivitas
> Aktivitas seperti duduk, berdiri, berjalan, makan, mencuci dll
> Kesiembangan agar mampu untuk bergerak dengan mudah dan aman dan melakukan suatu gabungan aktivitas pada waktu yang bersamaan, keseimbangan adalah hal penting. latihan-latihan yang membutuhkan keseimbangan dan untuk mengembangkan kemampuan penderita untuk membetulkan keseimbangan mereka secara bebas adalah hal umum setelah terkena stroke
> Menelan. Sebagian orang mempunyai kesulitan untuk menelan setelah terkena stroke. Ini bisa menyebabkan resiko lebih besar terhadap infeksi pernapasan. Pengaturan posisi dan saran untuk mengkonsumsi jenis-jenis makanan dan latihan khusus juga dapat membantu
> Berbicara. Banyak tipe masalah-masalah berbicara. Terapi bisa membantu penderita untuk mengenal kata-kata, mengkoordinasikan otot untuk berbicara atau mencari cara komunikasi lain.

Adaptasi untuk menjadikan aktivitas lebih mudah, seperti berjalan dan makan, adaptasi atau bantuan-bantuan bisa digunakan. Kadang-kadang bersifat sementara dan ketika penderita sembuh dapat dipindahkan. Kadang-kadang lebih permanen.

Rehabilitasi juga merupakan proses yang lama dan setiap orang yang terlibat harus menjalankan aktivitas-aktivitas tersebut. Satu atau dua sesi mungkin tidak nampak hasil, tapi mereka tidak boleh menyerah. Dengan waktu dan usaha banyak penderita stroke bisa sembuh beberapa tingkat.

Kesimpulannya selalu harus ada pencegahan mengenai stroke. Orang yang cenderung mengalami stroke dapat diketahui dengan adanya faktor-faktor resiko.


Komentar


Tidak ada komentar yang ditulis pada artikel ini, jadilah orang pertama yang berkomentar!
Tambahkan komentar: